Kuliah kiri dan kanan, calon mahasiswa lain juga memberikan berkas2 yg diminta oleh panitia. Tak lama, kukembali melihat panitia di dpnku yg sedang memeriksa berkas sambil mengecek dokumen lain yg sepertinya berisi daftar berkas yg hrs aku lengkapi. Dilihatnya satu2 berkas yg kukasih, hati makin tidak karuan krn khawatir.
Ah! ternyata hanya dilihat sekilas. Akupun dinyatakan sudah melengkapi berkas, lalu diminta menunggu utk ke bagian selanjutnya. Dalam hati bersyukur krn berkasku yg ‘bermasalah’ tidak dipermasalahkan. Kupikir aku sedang beruntung saja krn yg memeriksa mungkin kurang teliti. Tapi hati masih ragu kalau suatu waktu aku hrs memperbaiki berkas yg ‘bermasalah’ itu. Dan benar.. mungkin sekitar 3 atau 4 minggu setelah hari ini, aku mendapat tlp terkait berkas ‘bermasalah’ ini.
Kembali ke cerita hari pendaftaran. Setelah diminta mengunggu utk bagian selanjutnya, akhirnya namaku dipanggil. Kalau tdk salah, pengecekan ulang atau konfirmasi data yg kumasukan. Sebenarnya tdk ada yg menarik di sini. Namun, satu hal yg sedikit membuat berbeda dari pendaftaran pada umumnya adalah panitia yg membantuku di bagian ini adalah temanku sendiri ketika s1. Sedikit basa-basi bicara santai sebelum memulai proses administrasi. Sampai tak sadar sempat tertawa terbahak hingga mungkin calon mahasiswa lainnya melihat dan berpikir “ada apa itu?” setelah beberapa menit, akhirnya proses administrasi pun selesai. Aku diberi tahu nomor nimku. Ketika tahu nomor nimku, aku dan temanku kembali cengar-cengir dan tertawa krn nomornya yg menurutku unik, yaitu nomor 001. dalam hati kuberpikir, bagus juga nih nomornya. Haha
(bersambung) — ditulis di tengah kesunyian malam (dini) hari
Since you've made it this far, sharing this article on your favorite social media network would be highly appreciated 💖! For feedback, please ping me on Twitter.
Published